Melbourne yang Ramah

20171028110103-01Melbourne memang kota yang menyenangkan. Tidak sesibuk Sydney, tapi juga tidak sesepi Canberra. Orang-orangnya juga cenderung santai, senang menyapa, dan sigap membantu kami yang membawa 3 balita.

Persinggungan kami dengan keramahan Melburnians sudah dimulai sejak masuk imigrasi. Continue reading

Anak Tantrum dan Reaksi Sekitar

20150528_173459-01Setiap anak pasti pernah tantrum. Wajar, karena itulah cara mereka meluapkan emosi. Kalau sedang di rumah sih, saya bebas mengatasi tantrum anak. Tapi kalau sedang di luar rumah, bisa membuat semuanya jadi serba salah.

Ketiga anak saya kalau sedang tantrum atau cari perhatian, dibujuk dengan cara apapun malah membuat mereka menangis lebih kejer. Jadi yang paling sering saya lakukan adalah menemani anak menangis sampai capek sendiri. Syukur-syukur kalau anaknya mau dipeluk. Continue reading

Terbang bersama Bayi Kembar

wp-image-1126943816jpg.jpg

Mau berbagi info, terutama buat yang mau terbang dengan bayi kembar (or 2 infants of any age) dengan sit-on-lap’s ticket. Buat yang lain, mudah2an bisa mengerti kalau saat boarding diminta pindah duduk karena kalau tidak berdekatan, kami akan sangat repot dan penumpang lain tentu tidak suka kalau ada bayi2 berisik.

Di banyak jenis pesawat, hanya ada satu masker tambahan (untuk darurat) di setiap row/block. Jadi tidak bisa ada 2 bayi yang dipangku, duduk bersebelahan. Harus terpisah lorong atau terpisah baris. Continue reading

Tunisia (Ternyata) Menyenangkan

wpid-img_20141115_231716.jpgPertama kali saya tau akan pergi ke Tunisia, saya membayangkan negara-negara Mesir atau  Middle East seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab : tandus, gurun, kalaupun ada hijau-hijau pohon, pasti artifisial.  Membayangkan disana akan kedinginan karena mulai masuk winter, dan mati gaya karena weekdays tidak bisa kemana-mana.  Saya juga membayangkan Tunisia seperti negara Afrika lain yang terbelakang. Continue reading

Cerita – cerita Saat Menyeberang

Crossing the StreetSering merasa frustasi saat menyeberang jalan? Saya sering, apalagi kalau sedang berada di sekitar jalan Ciledug Raya atau Cipadu. Janganlah berharap pengendara motor menghormati pejalan kaki, rasanya malah semua motor ingin menyambar pejalan kaki yang “mengganggu” jalan mereka. Tapi chaos yang saya hadapi tidak ada apa-apanya dibandingkan saat harus menyeberang di Ho Chi Minh City. Continue reading

Wisata Kuliner di Melbourne

Selama berada di city, terasa sekali bahwa Melbourne adalah melting pot.  Fakta bahwa Melbourne adalah kota terpadat kedua di Australia dan banyaknya orang Asia yang beredar di city, membuat makanan dari segala penjuru dunia juga ada disini.  Saya tidak perlu bingung mencari nasi untuk ayah saya, karena restoran yang menjual masakan asia tersebar di city.  Berikut beberapa makanan yang sempat saya cicipi :

Sofia's Chicken SaladHome-made pasta dan chicken caesar garden salad di Sofia, Camberwell Continue reading

Stranded in Bali

Stranded in BaliSaya tidak pernah bermimpi ke Bali dalam keadaan luar biasa. Mayoritas orang yang bepergian ke Bali tentu karena ingin berlibur, atau seburuk-buruknya karena ada pekerjaan. Tanggal 16 Desember kemarin, akhirnya untuk pertama kalinya saya mengalami emosi campur aduk karena ‘salah tujuan’. Rencananya sih terbang ke Jakarta, tapi apa daya kami malah mendarat di Bandara Ngurah Rai.
Continue reading

Jajan (Sambil Jongkok) di Saigon

Saya merasa kurang lengkap mengunjungi Vietnam kalau tidak mencoba salah satu makanannya yang sudah mendunia : pho.  Saya juga merasa pho yang paling autentik adalah yang banyak dikunjungi orang lokal.  Dengan perasaan itulah, saat akhirnya saya ke Saigon atau sekarang dikenal dengan nama Ho Chi Minh City (HCMC), saya dan teman-teman berburu pho Continue reading

Kenapa Suka Solo?

Solo yang dimaksud disini bukan kata yang bermakna satu atau tunggal, tapi nama sebuah kota di Jawa Tengah yang juga dikenal secara administratif dengan nama Surakarta.  Banyak fakta menarik dari kota ini, tapi buat diri saya pribadi, kota ini sangat penting artinya. Sedemikian pentingnya hingga kalau kota ini tidak ada, saya pun tidak akan ada di dunia ini karena telah menjadi tempat lahir saya. Mama & Bapak, kedua orang tua saya, lahir dan besar di Solo.  Orang tua mereka (eyang-eyang saya) juga tumbuh besar di kota ini.

Tempat wajib kunjung saya sekarang ini adalah TPU Bonoloyo dimana eyang dari Bapak dimakamkan, dan makam keluarga di Gentan dekat Pajang untuk keluarga Mama.  Kalau tempat wajib kunjung saya dalam hal makanan : soto ayam ngGading, sate buntel Mbok Galak di Sumber, Continue reading

Bertualang Bersama Supernova

Saya sudah kenal Supernova sejak episode pertama “Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh” terbit dalam edisi kertas koran sekitar tahun 2001 (yang sayangnya bukunya tidak dikembalikan oleh peminjam). Buat saya yang saat itu masih jadi mahasiswa di perantauan, buku dengan kertas koran adalah ide brilian untuk penghematan kantong! Hasrat membaca tersalurkan tanpa harus membeli bajakan di Palasari 😉

Ide brilian @deelestari tidak cukup sampai di edisi kertas koran. Keping demi kepingnya sendiri brilian kalau tidak mau disebut gila. Saya yang pembaca novel-novel cheesy, bisa-bisanya terhipnotis dengan alur cerita Supernova sampai membaca ulang semua serinya. Continue reading

Yang Tertinggal dari Mekah – Madinah : Cerita dari Dunia

Menang hadiah kuis #1bulanbukagratis dari @kartupos gara-gara foto di samping mengingatkan saya pada perjalanan haji tahun lalu.  Ada satu hal yang membuat kangen : kesempatan bertemu dengan orang-orang (terutama muslimah) dari seluruh dunia dan mendengar cerita mereka.  Hanya dengan mengunjungi satu negara, saya merasa seperti sedang mengelilingi dunia termasuk mengunjungi negara-negara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Continue reading

While I Were Traveling by Train

Moda transportasi favorit saya tuh kereta : nggak pake macet dan sampenya lumayan cepat.  Waktu awal-awal kerja di Jakarta, setiap hari saya pasti naik kereta ekspres pakuan dari Bogor ke Dukuh Atas.  Semua orang maklum kalau saya harus ngejar kereta, jadi nggak ada yang protes kalo jam 5 tepat udah kabur dari meja 😀

Banyak suka duka naik kereta komuter, Continue reading

Bangladesh Tidak Hanya Tentang Kemiskinan & Tempat Kumuh

Sore ini di Masjid Nabawi, saya memilih untuk tidak pulang ke hotel setelah solat Ashar demi beribadah lebih lama.  Tapi ternyata saya tidak khusuk karena mengantuk, jadilah mulai tengok kiri-kanan mencari teman baru.  Sebelah saya cewek Bangladesh yang umurnya 22 tahun.  Dia sudah menikah 3 tahun, tapi belum ada anak.  Saat saya tanya kenapa menikah di usia yang sangat muda, menurutnya dia sudah agak tua ketika dijodohkan.  Teman-teman sebayanya sekarang sudah punya anak yang sudah usia sekolah. Continue reading

Facing Reverse Culture Shock is Harder than the Culture Shock Itself

Hari ini ada seorang teman yang baru kembali dari magang 2 bulan di kantor cabang, yang mulai kesal dengan segala perbedaan antara di Jakarta & Singapura.  Sebetulnya yang dia keluhkan adalah hal yang memang sudah terbiasa terjadi di Indonesia, hal yang sama dengan sebelum kepergiannya, hal yang lumrah.  Tapi buat dia itu beda, dan berat, karena dia sempat ada di tempat, budaya & kebiasaan yang lain.

Buat yang nggak pergi, mungkin sikapnya terasa berlebihan.  Tapi itulah reverse culture shock, yang juga pernah beberapa kali saya alami. Perjalanan itu, sedatar apapun,  tanpa kita sadari pasti membuat kita berkembang (evolve) dan  sangat mungkin menjadikan kita “orang yang beda” dalam pola pikir, kebiasaan, dll. Continue reading

Makan Enak di Paris

Prancis, terutama Paris, terkenal dengan makanan enaknya : enak dilihat dan enak dirasa dengan presentasi yang menarik.  Walaupun pergi dengan budget terbatas dan nggak makan di fine dining restaurant, setidaknya saya harus coba makan full course di resto bagus.

Siang ini saya dan Mas Ridho makan di pinggir Canal St Martin, tepatnya di La Marine.  Continue reading

Punclut : Great Citylight View & Costless!

Saya baruuuu saja pulang dari Punclut.  Malam ini niatnya cuma mau makan di warung tenda depan Unpar saja.  Tapi pas tanya petugas hotel, kalau mau suasana kampung kita disaranin untuk ke Punclut yang lokasinya tidak jauh dari hotel di Rancabentang.

Selama tinggal di Bandung semasa kuliah, saya memang sudah beberapa kali mendengar Punclut tapi belum pernah sekalipun berkesempatan kesana.  Petunjuk dari petugas hotel : sampai bunderan Ciumbuleuit terus aja ke arah RS AURI, belok kanan naik sampai Punclut.

Akhirnya sampai juga saya disana, dan sama sekali tidak menyesal walau sempat salah jalan! Pemandangannya tidak kalah dengan Dago Continue reading

Perahu Kertas

Novel ini jadi novel ke-7 yang saya baca dalam 3 hari terakhir.  Sepertinya akan menutup liburan lebaran ini, setelah sekian lama nggak pernah baca gila2an kaya gini 😛 Nggak salah juga saya baca Perahu Kertas jadi yang terakhir, soalnya baguuss… Nggak terlalu berat seperti Supernova, tapi tetep bermakna.  Apalagi pas tau pembuatan novel ini cuma 55 hari, jadi tambah kagum sama dee. Continue reading

The Lonely Planet Story – Must Read! :)

Buku ini hasil hunting pas Gramedia lagi 30% all-items sale di Grand Openingnya Grand Indonesia seminggu yang lalu.  Nemunya juga nggak sengaja, tumben banget saya nggak tau ada buku ini… Tapi jadi salah satu buku favorit akhirnya.

Buku ini menceritakan perjalanan dan kisah sukses Lonely Planet.  Nggak seperti cerita sukses lain yang biasanya ditinjau dari sisi bisnis & pemasaran yang cenderung serius,  buku ini dikemas ringan dan diselipi cerita perjalanan Tony & Maureen Wheeler, pendirinya.  Continue reading

Ngantuk Tapi Seneng Abis Baca Divortiare :)

Semalam saya baru tidur jam 2.30.  Biasanya kalo baru bisa tidur jam 12 malem aja, pas bangun pagi ngerasa kurang tidur dan jadi cranky.  Lah ini tidurnya lebih pagi lagii… Tapi karna semalem nggak tidur gara2 baca divortiare, jadinya hepi deeehh… Saking serunya, saya sampai nggak bisa berhenti baca.  Alhasil hari ini nguantukkk luar biasa 😛 Another recommended metropop book!! Continue reading

Moderen vs Tradisional

Walaupun kata orang sekarang udah jaman modern, nggak bisa dipungkiri kalau kita masih suka juga **at least kadang mencari** hal yang tradisional.. Apalagi sekarang juga lagi gencar-gencarnya kampanye kembali ke alam, dimana itu berarti pengurangan penggunaan mesin, bahan bakar, pengolahan yag rumit untuk mengurangi efek pemanasan global. Intinya : kembali ke cara lama Continue reading